Pemanfaatan Kitosan dengan Variasi Gula sebagai Potensi Pengawet Alami Makanan (Pengujian Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kitosan dengan variasi gula sebagai potensi pengawet makanan yang dapat menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa dan bakteri Bacillus subtilis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi monosakarida yang disterilisasi, diulang sebanyak tiga kali, analisis uji antibakteri dengan metode kertas cakram terhadap bakteri gram negatif (Pseudomonas aeruginosa) dan bakteri gram positif (Bacillus subtilis). Kitosan dilarutkan dengan variasi gula yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Hasil penelitian menunjukan dapat sebagai pengawet makanan. Uji antibakteri terhadap kedua bakteri sebesar 6,5 mm sampai 11,5 mm. Hal Tersebut membuktikan kitosan dengan penambahan gula dapat menghambat kerja bakteri. Hasil Terbaik dengan penggunaan gula jenis galaktosa. Penelitian ini harus terus dikembangkan karena dapat menjadi pengawet alami dan aman. Diharapkan dapat menjadi penganti pengawet kimia yang berbahaya.
Full Text:
PDFReferences
Vargas, M.2006. Quality of Cold Stored Strawberries as Effected by Chitosan Oleic Acid Edible Coatings. Postharvest Biology and Technology. 41: 164-171.
Kanatt, S.R., C. Rhamesh. dan S. Arun. 2007. Chitosan glucose complex-anovel food preservative. Journal Food Chemistry. 106 : 521-528.
Usui, M., Tamura., H. Nakamura., K. Ogawa., T. Muroshita. dan M. azakami. 2004. Enhanced bacterial action anf masking of allergen structure of soy protein by attachment of chitosan through mailard-type protein-polysaccharide conjugation. Nahrung, 48 : 69-72.
Mahae, N., C. Chalata dan Muhamad. 2011. Antioxidant and antimicrobial properties of chitosan sugar complex. Journal International Food Research. 18 (4) : 1543-1551.
Hudayanti, M., 2004, Aktivitas antibakteri rimpang temulawak (Curcuma xanthorrihza Roxb.), Skripsi Jurusan Kimia, Institut Pertanian Bogor. (Tidak dipublikasikan).
Nurcahyanti, A. D. R., L. Dewi. dan K.H. Timotius. 2011. Aktivitas antioksidan dan antibakteri kkstraksi polar dan non polar biji selasih (Ocinum sanctum Linn). Jurnal Teknologi dan Industri. 23 : 1-6.
Purnama, R., Melki., Ayu dan Rozirwan. 2011. Potensi Ekstrak Rumput Laut Halimeda renchii dan Euchema cottonii sebagai Antibakteri Vibrio sp. Maspari Journal. 02: 82-88.
Ambarsar, L dan H. M. Mochtar. 2002. Mekanisme penghambatan produk-produk reaksi Maillard. Buletin Kimia. 2 :19-23.
Tsai, G.J., SU, W.H., Chen, H.C. dan C.L. Pan. 2002. Antimicrobial activity of shrimp chitin and chitosan from different treatments and applications of fish preservation Fisheries Science. 68(1): 170-177.
Wardaniati R. 2009. Pembuatan Chitosan Dari Kulit Udang dan Aplikasinya untuk Pengawetan Bakso. Jurusan teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.
Zheng, L.0.Y. dan J. F. Zhu. 2003. Study on antimicrobial activity of chitosan with different molecular weights. Carbohydrate Polymer. 54: 527-530.
Meidina, Sugiyono., Jenie. dan M. T. Suhartono. 2004. Aktivitas antibakteri oligomer kitosan yang diproduksi menggunakan kitonase dari isolat B. licheniformis MB-2. Departemen Teknologi Pangan dan Gizi. Institut pertanian Bogor.
Rivoal, K., S. Queguiner, E. Boscher, S. Bougeard, G. Ermel, G. Salvat, M. federighi, F. Jugiau. dan J. Protais. 2010. Detection of Listeria monocytogenes in raw and pasteurized liquid whole eggs and characterization by PFGE. Int. J. Food Microbiol. 138 : 56-52.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbangyasa Industri II

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.