Penggunaan Garam Berkualitas untuk Peningkatan Mutu Kulit Wetblue Kambing dan Sapi

Ageng Priatni, Rihastiwi Setiya Murti, Iwan Fajar Pahlawan, Sudarto sudarto, Yani Kartika Pertiwi

Abstract


Garam memiliki peran yang sangat penting dalam proses penyamakan kulit. Selain memudahkan masuknya bahan penyamak ke dalam kulit, garam juga berperan dalam menentukan sifat mekanik dan estetika kulit. Selama ini, industri hanya menggunakan garam krosok dengan kadar NaCl rendah, berwarna putih kusam, dan cenderung mengandung kotoran lebih banyak sehingga mutu kulit yang dihasilkan juga rendah. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan memanfaatkan garam berkualitas untuk meningkatkan mutu kulit wetblue kambing dan sapi. Penelitian ini menggunakan kulit kambing dan sapi yang dipikel dengan garam A, B, dan C (kontrol) pada konsentrasi 7 % dan kemudian disamak dengan penyamak krom dimana semua perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali. Kulit samak yang diperoleh selanjutnya di uji suhu kerut, pH dan kadar airnya. Data hasil pengujian kemudian dianalisa secara deskriptif dan dibandingkan dengan SNI 1796:2010 dan SNI 3538:2011 serta garam kontrol. Dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa garam A dan B mampu meningkatkan mutu kulit wetblue kambing dan sapi serta memiliki suhu kerut dan penampang melintang kulit yang lebih baik dibandingkan garam C, kecuali untuk pH, dan kadar air yang cenderung sama.

Keywords


Garam, Kulit Kambing, Kulit Sapi, Mutu, Wetblue

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


BSN. (2005). Cara Uji Suhu Pengkerutan Kulit Tersamak-SNI 06-7127-2005. Badan

Standardisasi Nasional. Jakarta.

____. (2010). Kulit Sapi atau Kerbau Krom Basah (Wetblue) Spesifikasi-SNI 1796:2010

Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

____. (2011a). Kulit-Domba/Kambing Krom Basah (Wetblue) Spesifikasi-SNI 3538:2011 Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

____. (2011b). Kulit – Pengujian kimiawi – Penentuan Ph (Leather – Chemical test –

Determination of pH)-SNI ISO 4045:2011. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Covington, A. D., Song, L., Suparno, O., Koon, H. E. C., & Collins, M. J. (2008). Link-lock: An

explanation of the chemical stabilisation of collagen. Journal of the Society of Leather

Technologists and Chemists, 92(1): 1–7.

ITB, L. (2016). Peningkatan Kualitas dan Produksi Industri Garam Rakyat.

http://www.lppm.itb.ac.id/pengabdian/ laporanpengabdian. 23 Juni 2019 (11.13).

Jatmiko, I., Nugraha, B., & Satria, F. (2016). Capaian Perkembangan Program Pemantau

Pada Perikanan Rawai Tuna Di Indonesia (Achievement of the Development of Observer

Program on Tuna Longline Fishery in Indonesia). Marine Fisheries : Journal of Marine

Fisheries Technology and Management, 6(1): 23–31. https://doi.org/10.29244/jmf.6.1.23-31

Karya, S. (2014). Media Isolator Inovasi Teknologi Garam. Retrieved February 23, 2020,

https://kemenperin.go.id. 23 F10. 23 Februari 2020 (10.24).

Kasmudjiastuti, E. (2009). Pengaruh sumber dan konsentrasi garam (NaCl) pada proses

pengasaman (pickling) terhadap mutu kulit domba untuk sarung tangan. Majalah Kulit,

Karet, Dan Plastik 25(1), 15–22. https://doi.org/10.20543/mkkp.v25i1.228.

Kite, M., & Thomson, R. (2006). Conservation of leather and related material. ButterworthHeinemann. Massachusets, USA.

Koloka, O., & Moreki, J. C. (2011). Tanning hides and skins using vegetable tanning agents

in Hukuntsi sub-district, Botswana. Journal of Agricultural Technology, 7(4): 915–922.

Li, X., Wang, Y., Li, J., & Shi, B. (2016). Effect of sodium chloride on structure of collagen

fiber network in pickling and tanning. Journal of the American Leather Chemists Association,

(6): 230–237.

Luo, J., & Feng, Y. (2015). Cleaner processing of bovine wet-white: Synthesis and

application of a novel chrome-free tanning agent based on an amphoteric organic

compound. Journal of the Society of Leather Technologists and Chemists, 99(4): 190–196.

Mahdi, H., Palmina, K., Gurshi, A., & Covington, A. D. (2009). Potential of vegetable tanning

materials and basic aluminium sulphate in Sudanase leather industry. Journal of Engineering

Science and Technology, 4(1): 20–31.

Prayitno. (2017). Teknologi bersih proses penyamakan kulit. CV. Grafika Indah. Yogyakarta.

Priatni, A., Sudarto, Pahlawan, I., Murti, R., Kasmudjiastuti, E., & Sugihartono. (2020).

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Garam pada Proses Pikel Terhadap Mutu Kulit Pikel Sapi.

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, 912–923.

Salim, Z., & Munadi, E. (2016). Info Komoditi Garam. In Al Mawardi Prima. Badan Pengkajian

dan Pengembangan Perdagangan. Jakarta. 1–119.

Wei, X., Zhang, W., & Shi, B. (2014). Effect of neutral salt on pickling and tanning - A study

based on assembly behaviour of Collagen. Journal of the Society of Leather Technologists

and Chemists, 98(1), 30–34.

Wu, J., Zhao, L., Liu, X., Chen, W., & Gu, H. (2017). Recent Progress in Cleaner Preservation

of Hides and Skins. Jurnal of Cleaner Production, 148(3): 158–173.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016%2Fj.jclepro.2017.01.113




DOI: http://dx.doi.org/10.26578/jrti.v15i2.7340



Copyright (c) 2021 Jurnal Riset Teknologi Industri

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

 

JRTI is indexed by :

 

 

 

 

Flag Counter

 

 

 

 

 

 

______________________________________________________________________

Akreditasi S2 Vol.10 No.1 th 2016 s/d Vol.14 No.2 th 2020. p-ISSN : 1978-6891, e-ISSN : 2541-5905. 

    Creative Commons License

        Baristand Industri Samarinda