Substitusi Tepung Terigu dengan Tepung Kentang (Solanum Sp) Pada Pembuatan Cookies Kentang
Abstract
Potatoes are one of plant types which consumed the tuber. It has high moisture content about 80% and will be easily demaged if not handled properly. Potatoes also have high content of carbohydrates about 70% therefore can be processed become flour. The high carbohydrate content causes potatoes known as food material that can substitute (replace) other carbohydrate sources such as rice, corn and wheat. The purpose of research was to see the effect substitution of wheat flour with potato flour in the cookies produced. The research was carried out by comparisons of wheat flour and potato flour (75%:25%, 50%:50%, 25%:75%). The potato cookies obtained was tested the water content, protein content, carbohydrate content, ash content, and organoleptic of texture, color, aroma, and flavour. Potato cookies had a good nutritional quality and appearance, the level of acceptance (organoleptic) was preferred until most preferred in the substitution of 50% potato flour. The cookies obtained had water content 3.58%, protein content 9.1%, carbohydrate content 46.56%, ash content 1.39%, and met The Indonesian National Standards for cookies 01-2973-1992.
ABSTRAK
Kentang merupakan salah satu jenis tanaman yang dikonsumsi umbinya. Memiliki kadar air yang cukup tinggi yaitu sekitar 80% dan akan cepat rusak apabila tidak ditangani dengan baik. Kentang juga memiliki kadar karbohidrat yang tinggi sekitar 70% sehingga dapat diolah menjadi tepung. Tingginya kandungan karbohidrat ini menyebabkan kentang dikenal sebagai bahan pangan yang dapat mensubstitusi (menggantikan) sumber karbohidrat lain seperti beras, jagung dan gandum. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh substitusi tepung terigu dengan tepung kentang terhadap cookies yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan memsubstitusikan tepung terigu dan tepung kentang (75%:25%, 50%:50%, 25%:75%). Terhadap cookies kentang yang dihasilkan dilakukan pengujian kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar abu, dan tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur, warna, aroma, dan rasa. Cookies kentang memiliki mutu nutrisi dan tampilan yang cukup baik, tingkat penerimaan (organoleptik) termasuk disukai hingga sangat disukai pada formulasi tepung kentang 50%. Cookies yang dihasilkan memiliki kadar air 3,58%, kadar protein 9,1%, kadar karbohidrat 46,56%, kadar abu 1,39%, dan memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk cookies 01-2973-1992.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Astawan, Made. 2009. Kentang. Kanisius Jakarta.
Badan Standadisasi Nasional. 2006. SNI 01-3751-2006. Tepung terigu. Jakarta
Badan Standardisasi Nasional. 1992. Syarat mutu kue kering(cookies). SNI 01-2973-1992. Jakarta
Defri,T. dan Simon B. (2011). Peman-faatan kentang dan kecambah kacang hijau sebagai alternatif makanan pendamping air susu ibu (kajian lama pengukusan kentang dan proporsi tepung kentang dan tepung kecambah kacang hijau terhadap sifat kimia dan fisik) Department of Agricultural Product Technology College of Agricultural Technology.University of Brawijaya Malang.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2009. Tabel komposisi pangan Indonesia. Kompas Gramedia. Jakarta.
Fajiarningsih, H. 2013. Pengaruh penggunaan komposit tepung kentang (Solanum tuberossum L.) terhadap kualitas cookies. Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) : 36-43
Faridah, D.N. 2005. Sifat fisiko kimia tepung suweg dan indeks glisemiknya. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 16 (3) : 16-24
Kartika, B. 1988. Pedoman uji inderawi bahan pangan. Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Murtiningsih dan Suyanti. 2011. Membuat tepung umbi dan variasi olahannya. AgroMedia. Jakarta.
Romdhijati, Laily. 2010. Olahan dari Kentang. Kanisius. Jakarta.
Suarni. 2009. Prospek pemanfaatan jagung untuk kue kering (cookies). Jurnal Litbang Pertanian 28(2). Hal. 63-71..
Sarofa, Ulya., Tri Mulyani, Yuda Arief Wibowo. 2010. Pembuatan cookies berserat tinggi dengan memanfaatkan tepung ampas manggrove. Jurnal Teknologi Pangan. FTI UPN “Veteran” Jatim. Hal. 58-67.
Santosa, B.A.S., Sudaryono, dan S. Widowati.2006. Karakteristik ekstrudat beberapa varietas jagung dengan penambahan aquades. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian 3(2):96−108.
Samekto, Ari Tri. 2010. Perbedaan cara pengeringan tepung kentang dengan perendaman natrium bisulfit dan tanpa perendaman terhadap sifat fisik tepung kentang. Tugas Akhir Jurusan Gizi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Srivasta, Sneha., T. R. Genitha., dan Vrijsh Yadav.Preparation and quality evaluation of flour and biscuit from Sweet Potato. 2012. Journal Food Process TechnolISSN:2157-7110 JFPT Vol 3: hal 192-200.
Sagiran, G. 2007. Efek pengolahan terhadap zat gizi pangan. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung.
Tisna, Yullindra Putri. 2009. Pengolahan tepung kentang. http://www2. bbpp-lembang .info/index.php? option=com_content&view=article&id =485&-Itemid=304
Widaningrum dan E.Y. Purwani. 2006. Karakterisasi serta studi pengaruh perlakuan panas dan HTM terhadap sifat fisiko kimia pati jagung. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian 3(2): 109−118.
Winarno, F.G.2004 .Kimia pangan dan gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Zackiyah, Florentina Maria Titin Supriyanti dan Deki Triadi . 2011. Pemanfaatan ekstrak aseton kulit batang artocarpus heterophyllus lam pada pembuatan tepung kentang. Jurnal penelitian Pendidikan, Volume 2, Nomor 1 April 2011 Universitas Pendidikan Indonesia.
DOI: http://dx.doi.org/10.24960/jli.v4i2.645.123-131
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Our journal indexed by:
Copyright © Baristand Industri Padang, 2015. Powered By OJS
Theme design credited to MEV edited by JLI





This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License