Proses Aktivasi Arang Kayu Laban (Vitex pinnata L) Dengan Cara Pemanasan Pada Suhu Tinggi

Kasmawarni Kasmawarni

Abstract


It had been done a research about activation process of Laban's (Vitex pinnata L) wood charcoal through high temperature heating. The objective of the research to find the right activation time and temperature in order to get a high quality of active charcoal that met the criteria of national standard. The research was done using complete random design with factorial testing. Variables of the research were activation time and temperature. The temperature was varied in four different variables: 700, 800, 900, and 1000 degC, while the activation time consisted of four variables: 1, 2, 3 and 4 hours. The result was measured for their Iodine absorption, water content, and ash content. The result of the research through high temperature heating showed that the best wood charcoal could be obtained by 4 hours heating at 800 degC. The result had characteristics that met the standard criteria of SNI 06-3730-1995. It had 806,00 mg/g Iodine's absorption,  0.82% water content and 1.35% ash content.

ABSTRAK

Penelitian proses aktivasi arang kayu laban (Vitex pinnata L)  dengan cara pemanasan pada suhu tinggi telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan kondisi  suhu dan waktu  aktivasi yang baik agar dapat dihasilkan arang aktif yang  bermutu  memenuhi persyaratan standar. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap dengan percobaan faktorial.  Suhu dan waktu aktivasi adalah faktor perlakuan yang diterapkan. Faktor suhu (A) terdiri dari 4 perlakuan, yaitu 700, 800, 900, dan 10000C, sedangkan faktor waktu (B) meliputi 1, 2, 3, dan 4 jam. Adapun pengujian yang dilakukan terdiri dari daya serap Iodium, kadar air, dan kadar abu.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara aktivasi arang kayu laban (Vitex pinnata L) menggunakan suhu tinggi  yang cukup baik adalah aktivasi suhu 800 0C selama 4 jam.  Cara aktivasi ini dapat menghasilkan mutu arang aktif kayu laban yang memenuhi persyaratan standar SNI 06-3730-1995 dengan  daya  serap Iodium sebesar 806,00 mg/g, kadar air sebesar 0,82 persen dan kadar abu sebesar 1,35 persen.


Keywords


Charcoal activation; active charcoal; laban wood

Full Text:

PDF

References


Anonimous. 2006. Activated Chorcoal. http.www.answer.com/topik/activated.carbon. Diakses pada bulan Agustus 2010.

Anonimous. 2012. BMD : Cara Pembuatan Arang Aktif. Bmdstreet.com/category/artikel.Diak ses pada bulan September 2013.

Apriyantono, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N.L. dan Budianto, S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisa Pangan. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

ASTM. 1999. Standard Test Method for Determination of Iodine Number of Activated Carbon. American Society for Testing and Material. Philadelphia.

Badan Standadisasi Nasional, 1995, Standar Nasional Industri No. 06-3730-1995 tentang Syarat Mutu Arang Aktif Teknis, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Baksi, S, Soumitra Biswas and S. Mahajan. 2005. Activated Carbon from Bambo- Technology Development towards commercialization. Paper of Departement of Chimical engineering of IIT. Bombay.

Bansal, C. R. , J. B. Donnet, and F. Stoeckli. 1988. Active Carbon. Marcel Dekker Inc. New York.

Ferry, J. 2002. Pembuatan Arang Aktif dari Serbuk Gergaji Kayu sebagai Adsorben pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas (Skripsi) FMIPA IPB, Bogor

Hartoyo, Hudaya, N, dan Fadli, 1990, Pembuatan dan Kayu Bahan dengan Cara Aktivasi Uap, Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol. 8.

Manalu, M.S.D. 2013. Arang Aktif. Marischemistry.blogspot.com./2013/ 04/normal-o-false-false-false-en-us- x-none.html. Diakses pada bulan Sepember 2013.

Manarsip, J., Petrus., Hendrik T., Venny A., Ramly P., Zetly S. 1996. Pengembangan pemanfaatan tempurung Biji Pala sebagai Arang Aktif. Balai Penelitian dan Pengembangan Industri . Manado.

Muchtadi, T.R. dan Ayustaningwarno, F. 2010. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Pari, G., Buchari dan Sulaeman, A., 1996, Pembuatan dan Kualitas Arang Aktif dari Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) sebagai Bahan Adsorban, Buletin Penelitian Hasil Hutan, Vol. 14.

Polli F. dan Fahri. 1995. Batang Kelapa sebagai Bahan Baku Industri Arang Aktif. Majalah Ilmiah BIMN, No. 8. BPPI Manado.

Ponten M. Naibaho, 1991. Penggunaan Tempurung Kelapa Sawit sebagai Bahan Arang Aktif dengan Metode Karbonisasi. Berita Penelitian Perkebunan, Vol. 1 No. 1 Pusat Penelitian Perkebunan. Medan.

Pari, G., Buchari dan Sulaeman, A., 1996, Pembuatan dan Kualitas Arang Aktif dari Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) sebagai Bahan Adsorban, Buletin Penelitian Hasil Hutan, Vol. 14.

Rio S., Le Coq, L., Faur, C., Le Cloirec, P. 2005. Production of porous carbonaceous adsorbent from physical activation of sewage sludge application to wastewater treatment Nanyang Tecnological University. Singapore.

Steve Kvech dan Erika. 2005. Properties of Actived Carbon file ://F:Honey %20 SkripsiActivated%20Carbon.html. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013.




DOI: http://dx.doi.org/10.24960/jli.v3i2.631.117-124

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





Our journal indexed by:




Copyright © Baristand Industri Padang, 2015. Powered By OJS

Theme design credited to MEV edited by JLI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License