Pembuatan Biobriket dari Limbah Cangkang Kakao
Abstract
Biobriquette is an alternative energy as fuel substitute which is produced from organic materials or underutilized agricultural waste (biomass). Some types of biomass waste has considerable potential as wood waste, rice husks, straw, bagasse, palm shells, and municipal solid waste. Another untapped potential is the cocoa shell waste. These wastes are not used if it will cause a bad odor and may damage ecosystems. This study aims to see the effect of particle size variations and biobriquette shape to the biobriquette compressive strength produced, quality analysis, and combustion rate of biobriquette. The making of biobriquette used starch as adhesive as much as 50% of the biobriquette weight, variations of biobriquette particle size were 30 mesh and 60 mesh, the shape of biobriquette were hollow cylinder and solid cylinder. The results showed that biobriquette generated met the fuel standards for households. The best biobriquette was hollow cylinder biobriquette with the size of 30 mesh and the resulting calorific value was more than 4000 cal/g. Based on burning test, biobriquette obtained could be used as fuel.
ABSTRAK
Biobriket merupakan energi alternatif pengganti bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik atau limbah pertanian (biomassa) yang kurang termanfaatkan. Beberapa jenis limbah biomassa memiliki potensi yang cukup besar seperti limbah kayu, sekam padi, jerami, ampas tebu, cangkang sawit, dan sampah kota. Potensi lain yang belum tergarap adalah limbah cangkang kakao. Limbah-limbah tersebut apabila tidak dimanfaatkan maka akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat merusak ekosistem lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi ukuran partikel dan bentuk biobriket terhadap kuat tekan biobriket yang dihasilkan, menganalisa mutu dan laju pembakaran bioriket. Pembuatan biobriket ini menggunakan bahan perekat tepung kanji sebanyak 50 % dari berat biobriket, variasi ukuran partikel biobriket adalah 30 mesh dan 60 mesh, bentuk biobriket silinder berongga dan silinder pejal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biobriket yang dihasilkan telah memenuhi standar bahan bakar untuk rumah tangga. Biobriket yang paling bagus adalah biobriket dengan ukuran 30 mesh silinder berongga dan nilai kalor yang dihasilkan adalah lebih besar dari 4000 kal/g. Berdasarkan uji pembakaran, biobriket yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. 1993. Pedoman Pembuatan dan Pemanfaatan Batu Bara dan Bahan Bakar Padat Berbasis Batu Bara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Dinas Perkebunan. 2009. Statistik Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Barat.
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM). 2004. Statistik Energi Indonesia.
Earl, D.E. 1974. A report on Corcoal, Andre Meyer Researc Fellow. FAO. Rome
Pramana, A.N., Pradana, S.G. 2010, Pembuatan Biobriket dari Tempurung Kemiri sebagai Bahan Bakar Alternatif. Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010.
Sulistyanto, A. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan Sabut Kelapa. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Syafi'i, W. 2003. Hutan Sumber Energi Masa Depan. www.kompas.co.id. Harian kompas. Diakses 15 April 2003.
Syamsiro, M., Harwin, S. 2007. Pembakaran Briket Biomassa Cangkang Kakao; Pengaruh Temperatur dan Preheat. Seminar Nasional Teknologi, Yogyakarta.
DOI: http://dx.doi.org/10.24960/jli.v2i1.598.35-41
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Our journal indexed by:
Copyright © Baristand Industri Padang, 2015. Powered By OJS
Theme design credited to MEV edited by JLI





This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License