Pengaruh Komposisi Resin Alami Terhadap Suhu Pelorodan Lilin Untuk Batik Warna Alam
Abstract
Abstrak
Lilin batik merupakan komponen yang penting dalam pembuatan batik warna alam. Selama ini, lilin yang beredar di pasaran adalah untuk pewarna sintetis. Lilin tersebut membutuhkan suhu yang tinggi untuk proses pelorodannya. Suhu pelorodan yang tinggi mengakibatkan warna alam menjadi luntur. Penelitian Pengaruh Komposisi Resin Alami Terhadap Suhu Pelorodan Lilin Untuk Batik Warna Alam bertujuan untuk mendapatkan komposisi lilin klowong yang sesuai untuk proses pembuatan batik warna alam. Kegiatan ini dibatasi pada penelitian komposisi lilin klowong dengan melakukan variasi berat resin alami yaitu damar matakucing, gondorukem, suhu pelorodan 60, 80, 100 ⁰C dan jenis kain katun prima, primisima. Dari hasil penelitian didapatkan komposisi lilin klowong untuk batik warna alam yang baik dengan komposisi damar mata kucing (1 bag.); gondorukem (3 bag.); kote (2 bag.); parafin (1 bag.); lilin bekas (2 bag.); dan kendal (1 bag.). Lilin batik tersebut memiliki titik leleh campuran 38 ⁰C serta jumlah lilin terlepas 80 % pada suhu pelorodan 60 ⁰C dan 100 % pada suhu pelorodan 80 ⁰C.
Kata kunci: lilin klowong batik, warna alam, komposisi
Abstract
Batik wax is important component of natural batik making. These times, the market wax is suitable only for synthetic colorant. These wax needs higher temperature on wax removing process. High temperature wax removal process can cause the natural color to exceed. Identification of Natural Resin Composition Effect on Wax Removing Temperature For Batik Natural Dye aims to obtain suitable composition of klowong wax for natural batik dyeing process. This activity is limited to the identification of klowong wax composition by varying the natural resins weight damar matakucing, gondorukem, wax removing process temperature 60, 80, 100 ⁰C and kind of cotton cloth prima, primisima. From the results obtained good klowong wax for natural batik dyeing with material compositions: damar mata kucing (1 pc.); gondorukem (3 pc.); kote (2 pc.); parafin (1 pc.); used wax (2 pc.); and kendal (1 pc.). The wax is having melting points of 38 ⁰C also amounts of released wax 80 % at temperature 60 ⁰C and 100 % at temperature 80 ⁰C.
Keywords: klowong batik wax, natural dyeing, composition
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adam, T. 1950. The Art of Batik in Java. p5.
Badan Standardisasi Nasional, 1989. Istilah Batik Indonesia. Jakarta.
Balai Besar Kerajinan dan Batik. 2006. Bahan Baku untuk Batik. Yogyakarta: BBKB.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik. 1999. Lilin Batik. Yogyakarta: BBPPIKB.
Farida, dkk. 2010. Pengembangan Kualitas Batik Warna Alam. Laporan Penelitian, Balai Besar Kerajinan dan Batik. Yogyakarta.
Lestari, Kun Ir, dkk. 1997. Pengembangan Zat Warna Tumbuh-Tumbuhan Untuk Batik. Laporan Penelitian, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik. Yogyakarta.
Mulyono N., Wijaya C.H., Fardiaz D., Rahayu W.S. 2012. Identifikasi Komponen Kimia Damar Mata Kucing (Shorea javanica) dengan Metode Pirolisis-GC MS. Jurnal Natur Indonesia 14(2): 155-159.
Rachmawati, M.A. 2011. Esterifikasi Gondorukem Maleat dengan Gliserol. Laporan Penelitian, Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan.
Susanto., S. 1980. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Balai Penelitian Batik dan Kerajinan. Yogyakarta.
DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v30i1.949
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2013 Vivin Atika, Agus Haerudin

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :