Pengaruh Konsentrasi, Waktu Perendaman dan Jenis Kayu pada Pengawetan Alami Kayu Menggunakan Ekstrak Daun Sambiloto

Istihanah Nurul Eskani, I Made Arya Utamaningrat

Abstract


Kayu yang digunakan sebagai bahan baku kerajinan biasanya dari jenis kayu yang tergolong kelas awet rendah sehingga diperlukan pengawetan untuk memperpanjang masa pakainya. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengawetan kayu, antara lain metode pengawetan, jenis bahan pengawet, konsentrasi pengawet, waktu pengawetan, dan jenis kayu yang diawetkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bahan pengawet, waktu perendaman, dan jenis kayu pada pengawetan alami kayu menggunakan bahan pengawet ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata). Kayu yang diawetkan adalah kayu matoa (Pometia pinnata), kayu mahoni (Swietenia mahogany), kayu ketapang (Terminalia catappa), dan kayu manggis (Garcinia mangostana). Masing- masing kayu diawetkan secara rendaman panas menggunakan ekstrak daun sambiloto dengan variasi konsentrasi 10%, 12,5%, dan 16,67% dan waktu perendaman 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Dilakukan perhitungan nilai retensi dan pengolahan data menggunakan statistik rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan, pada pengawetan alami kayu matoa dan kayu ketapang, konsentrasi berpengaruh nyata terhadap nilai retensi sedangkan waktu perendaman berpengaruh sangat nyata. Pada pengawetan kayu manggis, konsentrasi dan waktu perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap nilai retensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan pengawet dan semakin lama waktu perendaman maka nilai retensi akan semakin besar. Pada pengawetan kayu mahoni, konsentrasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai retensi, sedangkan waktu perendaman berpengaruh sangat nyata. Hal ini disebabkan karena kayu mahoni mengandung zat ekstraktif tinggi yang menghalangi masuknya bahan pengawet ke dalam kayu. Jenis kayu berpengaruh sangat nyata terhadap nilai retensi, yang menujukkan bahwa untuk jenis kayu yang berbeda akan memberikan nilai retensi yang berbeda pula.


Keywords


Pengawetan alami, kayu, kerajinan, sambiloto

Full Text:

PDF

References


Abdurrohim, S., & Djarwanto. (2000). Pengawetan Kayu Mangium (Acacia mangium Willd.) Secara Rendaman Dingin dengan Senyawa Boron. Buletin Penelitian Hasil Hutan, 18(1), 19–26.

Abdurrohim, S., & Martawijaya, A. (1987). Pengawetan Dua Puluh jenis Kayu Irian Jaya Secara Rendaman Panas-Dingin. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 4(3), 1–9.

Barly, & Lelana, N. E. (2010). Pengaruh Ketebalan Kayu, Konsentrasi LArutan dan Lama Perendaman terhadap Hasil Pengawetan Kayu. Penelitian Hasil Hutan, 28(1), 1–8.

Djauhari, D., & Rahayu, I. S. (2012). Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengawet Boron terhadap Retensi dan Penetrasi pada Kayu Rakyat. Institut Pertanian Bogor.

Hadjib, N., Abdurachman, & Basri, E. (2014). Teknologi pembuatan produk lamina.

Idris, M. mansyur, Rachman, O., & Pasaribu, R. (2008). Petunjuk Praktis Sifat-Sifat Dasar Jenis Kayu Indonesia. (P3HH, Ed.) (Desember 2, Vol. 1). Bogor: PT Pusaka Semesta Persada.

Jasni, & Rulliaty, S. (2015). Ketahanan 20 Jenis Kayu terhadap Serangan Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) dan Rayap Kayu Kering (Cryptotermes cynocephalus Light). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33(2), 125–133.

Kurnia, A. (2009). Sifat Keterawetan dan Keawetan Kayu Durian, Limus dan Duku Terhadap Rayap kayu Kering, Rayap Tanah dan jamur Pelapuk. Institut Pertanian Bogor.

Mariana, E., Ariyanti, & Erniwati. (2013). Uji Retensi dan Efektivitas Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) Terhadap Serangan Rayap Tanah(Coptotermes sp) Pada Kayu Durian (Durio zibethinus). Warta Rimba, 1(1).

Mindawati, N., & Megawati. (2013). Manual Budidaya Mahoni (Swietenia macrophylla King). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan-Kementerian Kehutanan.

Muslich, M., & Jasni. (2004). Keterawetan dan Ketahanan Enam Jenis Kayu yang Diawetkan dengan CKB terhadap Rayap Tanah dan Bubuk Kayu Kering. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kayu Tropis, 2(1), 21–26.

Naelufar, A. (2014). Zat Ekstraktif Kayu Mahoni ( Swietenia macrophylla King) dan Pengaruhnya terhadap Nilai Kalor. Institut Pertanian Bogor.

Prawira, H., Oramahi, H. A., Setyawati, D., & Diba, F. (2013). Aplikasi Asap Cair dari Kayu Laban (Vitex pubescens Vahl) untuk Pengawetan Kayu Karet. Jurnal Hutan Lestari, 1(1), 16–22.

Pusung, W. A., Hengky, P., & Tandi, S. (2016). Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sambiloto (A Paniculata Nees) sebagai Bahan Pengawet Alami Tomat dan Cabai Merah. Akademika Kimia, 5(August), 146–152.

Sulastiningsih, I. M., Jasni, & Sutigno, P. (2000). Pengaruh Jenis Kayu dan Permethrin Terhadap Keteguhan Rekat dan Keawetan kayu lapis. Buletin Penelitian Hasil Hutan, 18(2), 55–67.

Syahidah. (2008). Bioaktivitas Zat Ekstraktif Kayu Manggis ( Garcinia mangostana L .) Terhadap Rayap Tanah Coptotermes curvignathus Holmgren. Institut Pertanian Bogor.




DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v36i1.5022

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Istihanah Nurul Eskani, I made Arya Utamaningrat, I made Arya Utamaningrat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :