PENAMBAHAN NILAI GUNA PADA KREASI BARU PRODUK BONEKA BATIK KAYU KREBET BANTUL

Yaya Sukaya, Edi Eskak, Irfa ina Rohana Salma

Abstract


Penciptaan produk baru merupakan aspek penting bagi IKM industri kreatif dalam menjalankan usahanya. Kebaruan desain menjadi salah satu daya tarik konsumen dalam membeli suatu produk. Salah satu cara memberi nilai kebaruan adalah dengan menambahkan nilai guna pada produk. Penambahan nilai guna pada produk batik kayu Krebet Bantul dapat menambah keunggulan produk yaitu selain indah juga mempunyai kegunaan tertentu secara fisik. Tujuan penelitian penciptaan seni ini adalah untuk menghasilkan produk baru dengan ide menambahkan nilai guna pada produk boneka batik kayu. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain, pembuatan kerajinan kayu, pembatikan pada bahan kayu, dan uji tahan luntur warnanya. Hasil penelitian ini berupa kreasi produk baru yang dikembangkan dari inspirasi boneka multifungsi. Uji tahan luntur penting dilakukan untuk memastikan warna pembentuk motif batik pada permukaan kayu tidak mudah luntur. Hal ini untuk menjamin kualitas produk dalam perdagangan. Skor nilai uji dengan penilaian angka 1 - 5. Nilai uji ketahanan luntur warna terhadap gosok kering dan basah 4- 5 (baik), uji ketahanan luntur warna terhadap cahaya terang hari 3- 4 (cukup baik), dan uji ketahanan luntur warna yang dilapisi cat bening 5 (sangat baik).


Keywords


nilai guna, batik kayu, boneka multifungsi, Krebet

Full Text:

PDF

References


Aruman. (2013). Seni Kerajinan Batik Kayu Krebet Yogyakarta. Yogyakara: IKKJ Publisher.

Badan Standardisasi Nasional. (1989). SNI 08-0289-1989: Cara Uji Tahan Luntur Warna terhadap Cahaya. Jakarta: BSN.

Badan Standardisasi Nasional. (2008). SNI 0288-2008. Cara Uji Tahan Luntur Warna terhadap Gosokan. Jakarta: BSN.

Badan Standardisasi Nasional. (2014). SNI 0239. Batik – Pengertian dan Istilah. Jakarta: BSN.

Irawan, I. Dan Tamara, P. (2013). Dasar-dasar Desain Untuk Arsitektur, Interior, Seni Rupa, Desain Produk Industri dan Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Griya Kreasi.

Josephine, Yuliana, W., dan Hardanti, R. (2006). Peranan Industri Kecil Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Kasus Pada Industri KerajinanBatik Kayu di Dusun Krebet, Sendangsari, Pajangan, Bantul. Kinerja, 10(2), 145-161. http://journal.unhas.ac.id/index.php/government/article/view/108/pdf_1. DOI: 10.24002/kinerja.v10i2.927

Kaleka, N. (2014). Membatik Dengan Media Kayu. Yogyakarta: Arcitra.

Marianto, M. D. (2017). Art and Life Force in a Quantum Perspektive. Yogyakarta: Scritto Book Publisher.

Marlina, N. (2015). Eksistensi Potensi Lokal dalam Fenomena Glokalisasi: Belajar dari Batik Kayu Krebet. Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 8(2), 105-116.

Sachari, A. (2005). Pengantar Metodologi Penelitian BudayaRupa: Desain, Arsitektur, Senirupa, dan Kriya. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Salma, I. R., & Eskak, E. (2016). Ukiran Kerawang Aceh Gayo Sebagai Inspirasi Penciptaan Motif Batik Khas Aceh Gayo. Dinamika Kerajinan Dan Batik, 33(2), 121–132.

Salma, I. R., Wibowo, A. A., & Satria, Y. (2015). Kopi Dan Kakao Dalam Kreasi Motif Batik Khas Jember. Dinamika Kerajinan Dan Batik, 32(2), 63–72.

Sanyoto, S. E. (2010). Nirmana: Elemen-elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.

Subiyantoro, S. (2010). Transformasi Loro Blonyo – Rumah Joglo dalam Analisis Struktural. Humaniora, 22(3), 327-335. https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1003 https://doi.org/10.22146/jh.v22i3.1003

Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: Penerbut ITB.

Susanto, M. (2011). Diksi Rupa Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab.

Tontowi, A. E. (2016). Desain Produk Inovatif dan Inkubasi Bisnis Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Nada University Press.

Trianton, T. (2013). Estetika Profetik Ahmad Tohari Dalam Khazanah Budaya Cablaka. Ibda’, Jurnal Kebudayaan Islam, 11(2), 211–226.

Yoga, W. B. S., dan Eskak, E. (2015). Ukiran Bali Dalam Kreasi Gitar Elektrik. Dinamika Kerajinan Dan Batik, 32(2), 117–126.

DAFTAR INFORMAN

Anton Wahono Sugito (55), pemilik Sanggar Punokawan, tokoh masyarakat dusun Krebet.

Kemiskidi (54), pemilik Sanggar Peni, kepala dusun Krebet

Windarti (43), pemilik Sanggar Akbar Jaya, pembatik kain dari Bayat yang pindah ke Krebet, perintis pembatikan pada kerajinan kayu di Krebet




DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v35i1.3826

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Yaya Sukaya, Edi Eskak, Irfa ina Rohana Salma,

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :