PEMANFAATAN DAUN HARENDONG (Melastoma malabathricum) SEBAGAI PEWARNA ALAMI UNTUK KAIN KATUN

Enur Azizah, Alex Hartana

Abstract


Meningkatnya kesadaran di kalangan masyarakat tentang efek bahaya dari penggunaan zat pewarna sintetis membuat eksplorasi zat pewarna alami terus dilakukan. Banyak pewarna yang dihasilkan dari tumbuhan dan digunakan untuk pewarnaan tekstil. Penelitian dilakukan untuk mencari potensi dari daun harendong (Melastoma malabathricum) dalam menghasilkan pewarna alami untuk kain katun. Optimalisasi pewarnaan kain dilakukan dengan penambahan mordan berupa tawas [KAl(SO4)2.I2H2O], kapur sirih (Ca(OH)2), dan tunjung (FeSO4) saat proses fiksasi pada kain katun. Kain katun yang telah diwarnai diidentifikasi warnanya menggunakan RGB (Red Green Blue) Color Chart Reader. Kain katun yang diwarnai dengan ekstrak daun harendong menghasilkan warna Banana (#E3CF57). Pemberian mordan saat fiksasi berpengaruh terhadap warna kain. Kain yang difiksasi menggunakan tawas berwarna Khaki 1 (#FFF68F), sedangkan yang difiksasi menggunakan kapur sirih berwarna Lightgoldenrod 1 (#FFEC8B) dan kain yang difiksasi menggunakan tunjung berwarna Sgi Gray 36 (#5B5B5B). Penambahan mordan juga memberikan pengaruh baik terhadap ketahanan luntur warna pada kain katun akibat pengaruh pencucian dan paparan sinar matahari. Daun harendong berpotensi baik dalam mewarnai kain katun.

Keywords


ketahanan luntur, Melastoma malabathricum, mordan, pewarna alami

Full Text:

PDF PDF

References


Bhattacharya, SD. & Shah, AK. (2000). Metal ion effect on dyeing of wool fabric with cathecu. Color Technol, 116 (1), 10 - 12.

Bruna, C. & Maria, AMM. (2013). Azo dyes: characterization and toxicity – a review. Textiles and Light Industrial Science and Technology, 2(2), 85 - 103.

El-Nagar, K., Sanad, SH., Mohamed, AS., & Ramadan, A. (2005). Mechanical properties and stability to light exposure for dyed Egyptian cotton fabric with natural and synthetic dyes, Polymer-plastics Technology and Engineering, 44(7), 1269 – 1279.

Goodarzian, H. & Ekrami, E. (2010). Extraction of dye from madder plant (Rubia tinctorium) and dyeing of wool. World Applied Sciences Journal, 9(4), 434-436.

Iqbal, J., Bhatti, IA., & Adeel, S. (2008). Effect of UV radiation on dyeing of cotton fabric with extracts of henna leaves. Indian Journal of Fiber & Textile Research, 33, 157 – 162.

Janna, OA., Khairul, A., Maziah, M., & Mohd, Y. (2006). Flower figments analysis of Melastoma malabathricum. African Journal of Biotechnology, 5(2), 170 – 174.

Jothi, D. (2008). Extraction of natural dyes from African marigold flowers (Togetes ereectal) for textile coloration. AUTEX Research Journal, 8(2), 49.

Koay, SS. (2008). Establishment of Cell Suspension Culture of Melastoma malabathricum L. for the Production of Anthocyanin. (Disertasi). Malaysia: Universiti Sains Malaysia.

Prayitno, RE., Wijana, S., & Suestining, B. (2014). Pengaruh bahan fiksasi terhadap ketahanan luntur dan intensitas warna kain mori batik hasil pewarnaan daun alpukat (Persea americana). J TIP F,. 1(1), 1 - 8.

Pujilestari, T. (2014). Pengaruh ekstraksi zat warna alam dan fiksasi terhadap ketahanan luntur warna pada kain batik katun. Dinamika Kerajinan dan Batik, 31(1), 1 - 9.

Ruwana, L. (2008). Pengaruh Zat Fiksasi terhadap Ketahanan Luntur Warna pada Proses Pencelupan Kain Kapas dengan Menggunakan Zat Warna dari Limbah Kayu Jati (Tectona grandis). (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Samanta, AK., & Agarwal, P. (2009). Application of natural dyes on textiles. Indian Journal of Fibre & Textile Research, 34, 384 - 399.

Singh, R., & Srivastava, S. (2017). A critical review on extraction of natural dyes from leaves. International Journal of Home Science, 3(2), 100-103.

Sobandi, B. (2011). Eksplorasi Bahan Fiksasi untuk Menentukan Jenis dan Arah Warna pada Proses Pewarnaan Kain Batik dengan Zat Warna Alam (ZPA). (Tesis). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sutara, PK. (2009). Jenis tumbuhan sebagai pewarna alam pada beberapa perusahaan tenun di Gianyar. Jurnal Bumi Lestari, 9(2), 217-223.

Temani, P., Shakyawar, DB., Ammayappan, L., Goyal, V., & Wani, SA. (2011). Standarization of dyeing condition of chocineal extract on pashmina yarn. Journal of the Textile Association, 72(2), 90-92.

Uddin, MG. (2014). Effects of different mordants on silk fabric dyed with onion outer skin extracts. Journal of Textiles, 1-8. doi: 10.1155/2014/405626.

Uddin, MG. (2015). Extraction of eco-friendly natural dyes from mango leaves and their application on silk fabric. Textiles and Clothing Sustainability, 1:7.

Vadwala, Y., & Kola, N. (2017). Dyeing on nylon fabric with natural dye extracted from waste leaves of Terminalia catappa locally known as tropical almond tree. International Journal of Home Science, 3(2), 175-181.

Vankar, PS., Vandana, T., Singh, LW., & Potsangbam, L. (2009). Sonicator dyeing of cotton fabric and chemical characterization of the colorant from Melastoma malabathricum. Pigment and Resin Technology, DOI: 10.1108/03699420910923562.

Wijana, S., Diyah, BS., & Adam, M. (2015). Pengaruh bahan fiksasi terhadap ketahanan luntur dan intensitas warna kain mori batik hasil pewarnaan ekstrak kulit kayu mahoni (Swietenia mahagoni (L) Jacg). Di dalam: Wijana S (Ed.), Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI (pp. 203-210). Malang: Jurusan Teknologi Industri Pertanian.




DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v35i1.3490

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Enur Azizah, Alex Hartana

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :