PIRANTI TRADISI DALAM KREASI BATIK PAPUA
Abstract
Perkembangan IKM Batik Papua mengalami berbagai kendala, antara lain stagnasi pembuatan motif yang hanya berorientasi pada maskot daerah yaitu burung cederawasih. Oleh karena itu perlu dilakukan diversifikasi desain dengan mengambil ide alternatif dari budaya masyarakat Papua. Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan desain motif batik yang inspirasinya diambil dari piranti tradisi masyarakat Papua. Piranti tradisi yaitu alat-alat tradisional yang biasa digunakan oleh masyarakat Papua ketika di rumah, saat bekerja, berperang suku, dan berkesenian. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain motif, dan perwujudan menjadi batik. Hasilnya berupa 6 motif batik yaitu: (1) Motif Honai Besar, (2) Motif Honai Kecil, (3) Motif Tifa Besar, (4) Motif Tifa Kecil, (5) Motif Tambal Ukir Besar, dan (6) Motif Tambal Ukir Kecil. Hasil uji kesukaan terhadap motif kepada 50 responden menunjukkan bahwa motif yang paling disukai yaitu Motif Honai Kecil. Hasil selengkapnya: Motif Honai Kecil 21 %, Motif Tifa Kecil 19 %, Motif Honai Besar 17 %, Motif Tambal Ukir Kecil 16 %, Motif Tambal Ukir Besar 15%, dan Motif Tifa Besar 12 %.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Dolf. (2012). East Papua Asmat Tribe Info. Retrieved Februari 14, 2016, from http://indonesiatravelmagazine.com/east-papua-asmat-tribe-info/
Eskak, E. (2013a). Mendorong Kreativitas dan Cinta Batik Pada Generasi Muda. Dinamika Kerajinan dan Batik, 30(1), 1-10. http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v30i1.947
Eskak, E. (2013b). Potensi Seni Kriya Istimewa Dalam Pameran Negari Ngayogyakarta Hadiningrat 2012. Corak, Jurnal Seni Kriya ISI Yogyakarta, 1(2), 133-142.
Eskak, E. (2016). Bambu Ater (Gigantochloa Atter) Sebagai Bahan Substitusi Kayu Pada Ukiran Asmat. Dinamika Kerajinan dan Batik, 33(1), 55-66. http://dx.doi.org/ 10.22322/dkb.v33i1.1039
Honai Rumah Adat Papua. (2014). Retrieved Februari 18, 2016, from http://kebudayaanindonesia.net/kebudayan/ 953/honai-rumah-adat-papua.
Marianto, M. D. (2011). Menempa Quanta Mengurai Seni. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
Masoara, A., Prijadi, R., dan Supardjo, S. (2014). Fasilitas Rekreasi Pantai Hamadi di Jayapura “Implementasi Honai dalam Rupa Arsitektur.” Jurnal Arsitektur Daseng Unsrat Manado, 4(1), 112–119.
Mastra, R. (2006). Atlas Tematik Provinsi Papua. Jakarta: Yudha Nusantara.
Memilih Model Baju Batik untuk Wanita Gemuk. (2014). Retrieved Mei 14, 2016, from https://www.jurnalasia. com/rubrik/ memilih-model-baju-batik-untuk-wanita-gemuk/
Rumansara, E. H. (2013). Peran Sanggar Seni dalam Menunjang Kegiatan Bimbingan Edukatif Pada Pameran Benda Budaya Koleksi Museum-museum di Papua. Antropologi Papua, 1(3), 1693–2099.
Salma, I. R. (2012). Kajian Estetika Karya Batik Khas Mojokerto: Surya Citra Majapahit. Ornamen, Jurnal Kriya Seni ISI Surakarta, 9(2), 123–135.
Salma, I. R., dan Eskak, E. (2016). Ukiran Kerawang Aceh Gayo Sebagai Inspirasi Penciptaan Motif Batik Khas Aceh Gayo. Dinamika Kerajinan dan Batik, 33(2), 121–132. http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v33i2. 1636
Salma, I. R., Eskak, E., dan Wibowo, A. A. (2016). Kreasi Batik Kupang. Dinamika Kerajinan dan Batik. Dinamika Kerajinan dan Batik, 33(1), 45–54. http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v33i1.1040
Seta, W. J. (2015). Atlas Pintar Bergambar 34 Provinsi: Seri Sosial Budaya. Jakarta: Wahyu Media.
Tifa Alat Musik Tradisional dari Maluku dan Papua. (2015). Retrieved Februari 17, 2016, from http://www.negerikuindonesia. com/2015/11/tifa-alat-musik-tradisional-dari-maluku.html
Yoga, W. B. S., dan Eskak, E. (2015). Ukiran Bali Dalam Kreasi Gitar Elektrik. Dinamika Kerajinan Dan Batik, 32(2), 117–126. http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v32i2.1367
DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v34i2.3326
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Irfa'ina Rohana Salma

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :