LIMBAH SERUTAN KAYU MATOA (Pometia pinnata) SEBAGAI ZAT WARNA ALAM PADA KAIN BATIK SERAT SELULOSA

Agus Haerudin, Farida Farida Farida

Abstract


Potensi limbah sumber daya alam di Indonesia hususnya limbah kayu-kayuan sangat melimpah yang selama ini belum dimanfaatkan dan belum miliki nilai jual yang sangat tinggi, salah satunya serutan kayu matoa. Pada penelitian ini mencoba melakukan ekperimen limbah serutan kayu matoa dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku zat warna alam yang akan diaplikasikan pada kain batik serat selulosa.

Tujuan dari  penelitian ini ingin melihat arah warna yang dihasilkan dari ekstraksi limbah serutan kayu matoa dengan melakukan beberapa perlakuan variasi suhu ekstrkasi 75°C dan 100°C dengan pelarut air, dalam suasana larutan celup pH asam 4 dan pH basa 10, serta perlakuan mordan akhir tawas 70 g/l dan tunjung 30 g/l, dari hasil ekperiment dilakukan uji beda warna (L, a, b) dan uji ketahanan luntur warna pada pencucian.

            Hasil uji beda warna (L,a,b) pencelupan kayu matoa pada kain katun menghasilkan beda warna dengan kain standar uji dimana secara visualisasi dengan perlakuan suasana celup pH asam dengan mordan akhir tawas menghasilkan arah warna coklat sedang, dan dengan perlakuan mordan akhir tunjung menghasilkan arah warna coklat tua. Pada perlakuan suasana larutan celup pH basa dengan perlakuan mordan akhir tawas menghasilkan arah warna coklat muda serta dengan perlakuan mordan akhir tunjung mendapatkan arah warna coklat sedang. Dari hasil uji ketahanan luntur warna pada pencucian secara umum nilai yang diperoleh 4-5 dalam kategori baik.

 

 


Keywords


zat warna alam, matoa (Pometia pinnata), batik, serat selulosa.

Full Text:

PDF

References


Dalimartha. (2005). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (Jilid 3). Jakarta: Puspa Swara.

Jumaeri, Wagiman, Rasyid Jufri, Okim Djamhir, H. G. (1977). Pengetahuan Barang Tekstil. Bandung: Institut Teknologi Tekstil.

Kartikasari, E., & Susiati, Y. T. (2016). PENGARUH FIKSATOR PADA EKSTRAK DAUN MANGGA DALAM PEWARNAAN TEKSTIL BATIK DITINJAU DARI. Sciencetech, 2(1), 136–143.

Moerdoko W, Isminingsih, Wagimun, S. (1973). Evaluasi Tekstil bagian fisika. Bandung: Institut Teknologi Tekstil.

Ngajowa, M., Abidjulua, J. , Kamua, V. S. (2013). Pengaruh Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia pinnata) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus secara In vitro. MIPA UNSTRAT ONLINE, 2, 128–132.

Prayitno, R. E., Wijana, S., & D, B. S. D. (2005). Pengaruh Bahan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur dan Intensitas Warna Kain Mori Batik Hasil Pewarnaan Daun Alpukat ( Persea americana Mill .) The Influence of Fixation To The Fastness And Color Intensity of Batik Calico of Avocado Leaves Coloration ( Pers. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.

Sastrohamidjojo, H. (1995). KAYU: Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi (1st ed.). Yogyakarta: Unieversitas Gajah Mada.

Sugiyono, D. (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Afabeta.

Tecnical Services Departent. (2008). Hunter L, a, b Color Scale. Virginia: Hunter Associates Laboratory, Inc.




DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v34i1.2759

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Agus Haerudin, Farida Farida Farida

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :