OPTIMASI PENCELUPAN KAIN BATIK KATUN DENGAN PEWARNA ALAM TINGI (Ceriops tagal) DAN INDIGOFERA Sp

Titiek Pujilestari

Abstract


Pencelupan menggunakan zat warna alam pada proses pembuatan batik dilakukan berulang kali agar dihasilkan warna yang kuat. Sedangkan, penyerapan warna oleh serat kain dibatasi oleh kejenuhan serat. Pencelupan berulang tanpa memperhatikan hasil yang diperoleh dapat menambah biaya, tenaga, dan waktu proses pewarnaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengulangan pencelupan yang optimum dalam menghasilkan warna kain batik katun yang kuat. Penelitian dilakukan menggunakan media kain katun, zat warna alam tingi dan indigofera, serta bahan fiksasi kapur, tunjung, dan tawas. Pewarnaan dilakukan secara berulang masing-masing 5, 8, 11, dan 14 kali pencelupan. Fiksasi warna tingi dengan menggunakan tawas, kapur, dan tunjung dilakukan setelah proses pewarnaan. Pengujian pada kain katun batik meliputi ketahanan luntur warna terhadap sinar matahari dan pencucian, serta uji beda warna (L*a*b*). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pencelupan untuk memperoleh arah warna coklat tua/gelap menggunakan pewarna alami tingi dengan fiksasi tunjung adalah 5 dan 8 kali pencelupan, untuk tawas 11 kali pencelupan. Fiksasi dengan tunjung menghasilkan warna kain katun batik lebih tua apabila dibandingkan dengan fiksasi tawas. Perlakuan optimum dalam pencelupan menggunakan pewarna alam indigofera pada kain katun batik adalah sebanyak 8 kali pencelupan dengan hasil arah warna biru paling kuat.

Kata Kunci : pencelupan, batik, warna alam, tingi, indigofera 


Keywords


pencelupan, batik, warna alam, tingi, indigofera

Full Text:

PDF

References


Adalina Y., Luciasih A., Andi R. 2010. Sumber Bahan Pewarna Alami Tinta Sidik Jari Pemilu, Bogor : Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Dan Konservasi Alam. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan

Badan Standardisasi Nasional (2010) SNI ISO 105 – B01 : 2010, Tekstil – Cara Uji tahan luntur warna – Bagian B01 : Tahan luntur warna terhadap Sinar, Sinar Terang hari.

Badan Standardisasi Nasional (2010) SNI ISO 105 – C06 : 2010, Tekstil – Cara Uji tahan luntur warna – Bagian C06 : Tahan luntur warna terhadap pencucian rumah tangga.

Badan Standardisasi Nasional (2014) SNI 0239 : 2014, Batik – Pengertian dan Istilah.

Pristiwati E., Pujilestari T., Farida, Haerudin A., Salma I.R, Atika V., Lestari D.W., Jubaedah, A. (2016). Peningkatan Kualitas Batik Zat Warna Alam,. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Perindustrian.

Suheryanto D., Pujilestari T., Salma I.R., Satria Y., Perdana A., Kamiyana, Sudiarti E. 2015. Pengaruh Perlakuan Ekstraksi Zat Warna Alam Terhadap Kualitas Dan Arah Warna pada Batik Dan Tekstil Kerajinan, Balai Besar Kerajinan Dan Batik, Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian.

Susanto Sewan. 1973. Seni Kerajinan Batik Indonesia, Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan, Lembaga penelitian Dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian.




DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v34i1.2606

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Titiek Pujilestari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :