STUDI PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI ZAT FIKSASI TERHADAP KUALITAS WARNA KAIN BATIK DENGAN PEWARNA ALAM LIMBAH KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium Lappaceum)
Abstract
Pewarnaan kain batik dapat dilakukan dengan menggunakan zat warna alami dan zat warna sintetis. Keunggulan zat warna alam antara lain lebih murah, ramah lingkungan, dan menghasilkan warna yang khas. Salah satu zat warna alam yang berasal dari limbah yang dapat dimanfaatkan adalah limbah kulit buah rambutan. Kelemahan dari penggunaan pewarna alam yaitu ketahanan luntur warna dan intesitas (ketuaan) warna yang relatif kurang baik. Penggunaan zat fiksasi adalah salah alternatif untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan konsentrasi dan jenis zat fiksasi kapur, tawas dan tunjung pada proses fiksasi terhadap daya tahan luntur dan penodaan warna kain batik katun yang dicelup dengan zwa ekstrak kulit buah rambutan. Bahan yang digunakan adalah kain batik katun yang dicelup dengan ekstrak zwa kulit buah rambutan, kemudian dilanjutkan pengerjaan fiksasi pada larutan kapur dengan variasi konsentrasi 5 g/l, 25 g/l dan 45 g/l pada setiap zat fiksasi sebagai variabel bebas dan variabel terikat yaitu ketahanan luntur dan penodaan warna terhadap pencucian. Hasil uji ketahanan luntur dan penodaan warna menunjukkan bahwa penggunaan zat fiksasi tawas didapatkan nilai ketahanan luntur yang lebih baik dibandingkan dengan zat fiksasi kapur dan tunjung sedangkan pada konsentrasi zat fiksasi yang berbeda menunjukkan bahwa pada penggunaan konsentrasi bahan fiksasi yang lebih tinggi (25% dan 45%), nilai greyscale dan stainingscale akan semakin baik.
Kata kunci : rambutan, pewarna alam, kain, fiksasi
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Atikasari, A. 2005. Kualitas Tahan Luntur Warna Batik Cap di Griya Batik Larissa Pekalongan. Skripsi Program Studi PKK Konsentrasi Tata Busana S-1 Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik UNNES : tidak diterbitkan.
Hambali, M., Mayasari, F., dan Noermansyah, F. 2014. Ekstraksi Antosianin dari Ubi Jalar dengan Variasi Konsentrasi Solven, dan Lama Waktu Ekstraksi. Jurnal Teknik Kimia, Vol. 20 (2) : 25-35.
Herlina, S. 2007. Fiksasi Bahan Alami Buah Markisa dan Jeruk Nipis dalam Proses Pewarnaan Batik dengan Zat Warna Indigisol. Yogyakarta:Seni dan Budaya Yogyakarta.
Isminingsih. 1978. Pengantar Kimia Zat Warna. STTT. Bandung.
Mukhis. 2011. Ekstraksi Zat Warna Alami dari Kulit Batang Jamblang (Syzygium cumini) sebagai Bahan Dasar Pewarna Tekstil. Jurnal Biologi Edukasi. Vol. 3 (11).
Ratyaningrum, F. dan Giari N. 2005. Kriya Tekstil. Surabaya : Unesa University Press.
Rosyida, A., dan W. Achadi, D.. 2014. Pemanfaatan Daun Jati Muda untuk Pewarnaaan Kain Kapas pada Suhu Kamar. Jurnal Arena Tekstil. Vol 29 (2):115-124.
Sardjono. 2010. Teknologi Pewarnaan Batik Zat Warna Alam. Yogyakarta: Balai Besar Kerajinan dan Batik.
Suarsa, I.W., Suarya, P., dan Kurniawati, I. 2011. Optimasi Jenis Pelarut dalam Ekstraksi Zat Warna Alam dari Batang Pisang Kepok (Musa paradiasiaca L. Cv Kepok) dan Batang Pisang Susu (Musa Paradiasiaca L.Jurnal Kimia. Vol. 5(1) : 72-80.
Suheryanto, D. 2010. Optimalisasi Celupan Ekstrak Daun Mangga pada Kain Batik Katun dengan Iring Kapur. Makalah disajikan dalam Seminar Rekayasa Kimia dan Proses, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, 4-5 Agustus.
Sulasminingsih. 2006. Studi Komparasi Kualitas Kain Kapas Pada Pencelupan Ekstrak Kulit Kayu Pohon Mahoni Dengan Mordan Tawas Dan Garam Diazo. Skripsi Program Studi Pend. Tata Busana/S1 Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi. Fakultas Teknik UNNES : tidak diterbitkan.
DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v33i2.1474
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Rizka Amalia

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah indexeed by :